Tips supaya tidak Terperdaya wedding organizer abal-abal

Peristiwa pernikahan merupakan peristiwa yang membahagiakan dan paling dinanti bagi seluruh orang. Melainkan bagaimana kalau persiapan prosesi suci itu batal terlaksana karena tertipu Wedding Organizer (WO) abal-abal, tentu menyedihkan. Penipuan dengan berkedok jasa WO kembali menjadi sorotan masyarakat saat kepolisian berhasil membekuk Nitria Danu Kusuma di Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Nitria merupakan tersangka sekaligus residivis kasus penipuan berkedok Wedding Organizer (WO) abal-abal yang menyediakan jasa pernikahan. Kejadian ini terkuak setelah calon pengantin Muhammad Bayu Arga dan Karina Prilianto yang dibohongi pelaku usai menyetorkan uang sebesar Rp 119 juta untuk persiapan pernikahan ini melapor ke pihak berwajib. Dia pun telah mendekam dibalik dinginnya jeruji besi akibat ulahnya.

Arga dan Karina terpaksa membatalkan upacara pengucapan janji suci mereka jelang H-1 proses di Balai Sarwono, Jakarta Selatan. Penyebabnya, lantaran wedding organiser (WO) bernama Getar yang disewanya sudah menipu dan membawa kabur semua biaya pernikahan tersebut. Cerita pilu gagal nikah ini rupanya tidak hanya dialami oleh Bayu dan Karina, tapi juga 6 pasangan. Sebab, Nitria mengaku telah melaksanakan penipuan ke 6 calon pelanggan lain semenjak 2013.

Menengok kasus ini, tentu menuntut masyarakat, terpenting mereka yang mau melangsungkan pernikahan untuk kian awas. Lalu bagaimana Kiat bagi calon pengantin agar tidak menjadi korban penipuan pelaku WO bandel? Owner WO V'NIZE Organizer and Decoration, Vania, akan berbagi Tips agar masyarakat tak tertipu akal bulus penyedia jasa WO bandel.

Pertama, katanya, soal harga. WO yang mematok harga murah justru wajib dicurigai, sebab biasanya pembagian uang muka dengan vendor-vendor seperti katering, make up atau foto lazimnya cukup besar. Kedua, masyarakat dapat bertanya ke vendor-vendor, berkaitan WO mana saja yang sudah menjalin kerjasama konsisten dengan mereka. Sehingga, lebih terpercaya dan terjamin dikala berkeinginan minta jasa.

"Bisa disiasatinya relatif murah itu harus curiga, karena pembagian dana pernikahan vendor sepatutnya tinggi, banyak wo dibawah 5 juta, itu diragukan. Karena uang muka ke vendor saja tinggi. Kemudian, Kita lihat WO yang punya nama, nah itu benar-benar penting. Sama vendor-vendor agar lebih percaya, misal ke katering, make up, dapat tanya WO mana yang kerap kali menggunakan jasanya siapa saja. Lazimnya kan sering kali kerjasama dan lebih nampak," kata salah satu pemilik wedding organizer, Vania.

Berikutnya, kata Vania, penting bagi masyarakat memperhatikan portofolio yang dibawa oleh para penyedia WO ketika berjumpa untuk proses booking. Ia juga memberi masukan untuk lebih jeli dan teliti memandang poin-nilai surat kontrak yang menjadi kesepakatan keduanya. Ditambahkannya, jangan lupa surat kontrak yang disepakati, harus disertakan pedoman tangan di atas materai agar punya daya tata tertib.

"Saat ketemu klien memandang dulu, kan ia (pihak WO) bawa portofolio bisa jadi pengukuran. Dapat dipelajari surat kontrak lebih dalam terutamanya dahulu, kadang orangg abai kepada surat kontrak sebab banyak nilai," jelasnya.

"Ada sebagian WO sekedar tatap muka sekali, seandainya kita pasti ada kontrak diatas materai. Dan memberikan hak bagi klien untuk memilih vendornya sendiri, jadi ada keterbukaan," sambung Vania. Baca juga informasi perihal wedding organizer malang.